Terkini


Salam sejahtera kepada semua pelawat-pelawat yang melayari blog ini,semoga anda mendapat manafaat dan sebagai wardah perkongsian ilmu.Sebarang cadangan atau ulasan yang membina amat-amat di alukan.Terima Kasih.


Friday, November 19, 2010

31 Tips Dakwah Keluarga



"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;...". (At-Tahriim: 6)

Hidayah itu datangnya adalah dari Allah Subhanahu wa Taala. Boleh jadi, anak mendapat hidayah lebih dahulu berbanding orang tua. Pergaulan dengan kawan-kawan di sekolah mahupun di universiti, mengenalkan sang anak kepada Islam, sehingga pemahaman dan wawasan agamanya melebihi orang tua. Jika tidak pandai mengelola hal ini, berkemungkinan akan timbul pertentangan antara anak dan orang tua.

Ada ikhwah yang ayah dan ibunya sudah dalam kondisi yang islami, tetapi ada pula ikhwah yang orang tuanya masih ammah(awam) dan sama sekali tidak faham tentang agama. Semuanya, tentu harus dikomunikasikan dengan baik, dengan berdialog dari hari ke hari. Seperti halnya kaderisasi(pembinaan) yang harus mengkader(membina) untuk mencetak generasi Rabbani, ada tahapan-tahapan. Ada proses. Perlu waktu.

Posisi kita dalam keluarga, terkadang juga mempengaruhi dawah kita. Bila kita anak sulung, dan memiliki adik-adik, terkadang suara kita lebih didengar. Lantas bagaimana bila kita anak bungsu, dan akhwat pula? Harus berdawah kepada yang lebih tua? Kakak-kakak? Di tengah lingkungan keluarga? Jangan sedih. Kedewasaan tidaklah diukur dari usia, tapi dari cara berfikirnya dan dari cara dia mengatasi masalah. Bukan begitu?

Berikut ini tips-tips yang boleh dilakukan untuk dawah keluarga. Kondisi setiap orang tua berbeza-beza, maka memang memerlukan analisa terlebih dahulu. Namun setidaknya ada point-point asas yang boleh kita terapkan bersama.

31 Tips Dawah Keluarga

1. Membantu orang tua

Bila tak ada pembantu, jangan malas untuk membantu orang tua. Karena ini kesempatan yang baik untuk pendekatan. Boleh dengan membantu mencuci pinggan, menyapu, menyiram, menyetrika, memasak, dan lain-lain.

2. Mendengarkan masalah dan beri penyelesaian yang Islami

Sabtu dan Minggu adalah waktu berkumpul keluarga. Banyak hal yang biasanya dibincangkan. Dan bila orang tua ada masalah, dengarkanlah masalah mereka dan beri penyelesaian yang Islami.

3. Disiplin saat menonton TV

Menonton TV jangan dianggap remeh. Apa jadinya bila aktivi kita ternyata masih suka menonton drama cinta, gossip dan lagu-lagu rock??? Selain tidak boleh dalam agama, pun akan menjadi penilaian tersendiri di mata orang tua. Anakku ini rupanya suka menonton cerita-cerita cinta (?)

4. Bangun pagi

Bangun lewat akan membawa gambaran yang kurang bagus. Apatah lagi aktivi, shalat subuh! ^ _ ^

5. Tersenyum

Selalu berwajah ceria, tidak masam, tentu akan membuat orang yang melihatnya pun menjadi ikut bahgia. Aktivi wajahnya tersenyum selalu. Kalaupun ada kesedihan, cukup sekadar simpan dalam hati.

6. Mendoakan di shalat malam

Meski kita berikhtiar siang dan malam, tetapi hidayah tetap hak Allah. Maka jangan lupa mendoakan mereka di setiap selesai shalat dan di setiap shalat malam kita.

7. Memberi buku Islam yang sesuai

Kalau kita lebih suka membaca Risalah Pergerakan, Perangkat-Perangkat Tarbiyah, tentu orang tua tidak sesuai dengan ini. Maka kita harus menyediakan buku-buku Islam yang sesuai pemahaman mereka. Misalnya untuk ibu, karena sudah ada keluarga, jadi yang lebih dominan dalam pemikirannya adalah tentang keluarga sakinah mawaddah warrahmah. Kita boleh membelikan buku ini. Atau bila kakak kita ternyata sebentar lagi akan menikah, kita boleh mencadangkan buku pernikahan islami, atau tips memilih menantu, misalnya.. ehm ehm

8. Perpustakaan Islam di rumah

Bilik kita penuh buku-buku, wawasan kita menjadi luas. Tetapi keluarga kita tidak. Maka keluarkan buku-buku itu dan letakkan juga di perpustakaan keluarga. Atau bila belum ada perpustakaannya, kita buat sendiri dengan mencari ruangan yang boleh dilihat oleh seluruh ahli keluarga.

9. Hiasi rumah dengan suasana Islami

Simbol-simbol Islam terkadang perlu karena pengkondisian lingkungan adalah sebahagian dari dawah. Kita boleh membeli kaligrafi Islam, atau kabah, dst. Dan mengurangkan adanya patung-patung dan sejenisnya. Tentu hal ini disampaikan secara bertahap kepada keluarga kita.

10. Memainkan tilawah atau nasyid di rumah

Mengenalkan keluarga dengan lagu-lagu yang Islami, sebagai jalan alternatif hiburan. Ar Ruhul Jadid mungkin terdengar enak di telinga kita, tapi bagi orang yang belum faham, belum tentu. Sesekali memutarkan tak mengapa, tapi jangan setiap hari. Cuba putar juga kaset-kaset slow yang disukai oleh orang yang sudah berusia, misalnya nasyid OPICK, Raihan atau Bimbo.

11. Memancing dengan ceramah subuh

Kebiasaan harus ditanamkan. Mulailah dari diri kita dahulu.Selesai shalat subuh, kita menonton ceramah subuh. Orang tua pun pasti menjadi pendengar. Setiap hari, biasakan. Maka Anda akan melihat bahawa orang tua akan menutup TV sendiri, demi menonton ceramah subuh. Dari ceramah subuh yang rutin tersebut, automatik tak ubahnya seperti pengisian harian.

12. Sabar

Sabar dalam berdawah. Jangan pernah kenal henti. Sabar dalam tingkah laku juga. Sabar dengan adik-adik jika ada, tahan kemarahan.

13. Memberi teladan

Makan dengan sederhana, tidak suka ikut ghibah bila orang tua kita berghibah, pakaian sederhana saja dan pastikan bilik tidur sentiasa kemas.

14 Ajak orang tua shalat berjamaah

Shalat berjamaah akan memberi efek yang luar biasa bagi hati. Dalam shalat ini, orang tua menjadi imam, sehingga hubungan orang tua dan anak akan kian menjadi erat karena Allah.

15. Menceritakan aktiviti di universiti

Bila kita ikut program sekolah, cubalah tunjukkan foto-foto, laporan universiti, dan VCD aktiviti universiti. Dengan ini, orang tua tak khawatir apabila ada waktu kita sering di luar rumah.

16. Membawa kawan-kawan bersilaturahim ke rumah

Sesekali, ajak kawan-kawan ke rumah untuk bersilaturahim dengan keluarga kita. Orang tua akan lebih tenang hatinya bila mengetahui bahwa anaknya bergaul dengan kawan-kawan yang baik akhlaknya.

17. Menjadi sumber ilmu

Wawasan kita juga harus luas. Misalnya ketika tengah ada masalah keluarga, tentang warisan misalnya. Nah, kita bisa memberikan penyelesaian tentang hukum waris dalam Islam. Pun hukum-hukum lainnya, seperti pernikahan, zakat, dan lain-lain.

18. Persiapan menikah

Menikah bagi ikhwah tentu ada adab-adabnya. Maka jauh-jauh hari kita harus rajin membincangkan pernikahan Islami ini agar orang tua tidak terkejut. Boleh dengan cara menceritakan walimah Islami yang kita kunjungi atau bahkan mengajak mereka ke walimahan yang Islami. Pun kenalkanla apa itu ikhwan, akhwat.

19. Memperbanyak tilawah di rumah

Rumah yang banyak dibaca tilawah di dalamnya, niscaya akan membawa ketenangan dan keberkahan di dalam rumah.

20. Ramai sedikit tak mengapa

Apa maksudnya? Iya, misalnya ada isu-isu tentang teroris, perjuangan Palestin, dan lain-lain. Kita jadikan tema ini menjadi bahan pembicaraan dan jelaskan dari sudut pandang Islam. Karena tak jarang, keluarga kita juga termakan ghazwul fikri ini.

21. Membeli majalah Islam

Media yang ada di rumah, boleh kita meriahkan dengan majalah-majalah Islam. Ada majalah MAJALAHi, AL-ISLAM,SOLEHA,ANAMUSLIM, dll.

22. Kenalkan dengan yang sebaya

Orang tua juga memerlukan komuniti yang sebaya dengannya. Tidak beza jauh dengan kita saat di universiti, yang kita lebih selesa bila berbual dengan teman sebaya. Maka kita cari tetangga ataupun keluarga yang faham Islam dan kenalkan dengan orang tua. Kita gabungkan dengan mereka dalam dawah. Kakak dan adik kita pun demikian, kenalkan mereka dengan ikhwah di lingkungan mereka. Titip menitip tarbiyah antara ikhwah wa akhwat, sudah menjadi hal yang lumrah.

23. Lemah Lembut

Berdawah harus dengan lemah lembut. Karena boleh jadi hidayah itu tidak langsung turun, tetapi memerlukan proses.

24. Berdikari, dewasa, dan tidak bermasalah.

Kedewasaan bukanlah diukur dari usia. Karena sampai bilapun kita masih boleh bermanja-manja dengan orang tua. Yang terpenting, jangan sampai kita menjadi anak yang bermasalah.

25. Musholla(tempat solat) di rumah

Bila di rumah belum ada musholla, padahal ada ruang yang kosong, maka kita ajukan cadangan untuk membangun musholla di rumah.

26. Mengajak ikut Al Quran di dalam telefon

Orang tua sibuk bekerja? Kakak sibuk kuliah? Ajaklah untuk bergabung dengan software Al Quran dalam telefon bimbit sehingga dawah itu dapat tersampaikan dimana saja dan tanpa ada had masa.

27. Kirim artikel Islam melalui email

Selain itu, ada pula email-email Islam yang boleh kita kirimkan kepada orang tua, adik, dan kakak kita.

28. Alat-alat elektronik yang Islami

Komputer dan HP(telefon bimbit), boleh kita memasukkan hal yang berkaitan Islam, nasyid, properties Islam, dll.

29. Minta pendapatnya

Meminta pendapat orang tua adalah bentuk wujud hormat kita kepada mereka. Karena dengan demikian, orang tua akan merasa dihargai kedudukannya.

30. Cari pasangan yang boleh berdawah pula

Selama ini kita berdawah sendiri. Nah, bila akan dan sudah menikah, carilah pasangan yang sekiranya dapat diajak berdawah pula dengan keluarga kita. Maka dawah bisa menjadi kuat, dua kali lipat!

31. Mampu mencari nafkah

Untuk ikhwan, setelah habis SPM ada baiknya berpenghasilan(bekerja) meskipun sedikit. Untuk akhwat, bila belum berpenghasilan, jangan banyak meminta ini itu kepada orang tua. Meski orang tua kita mampu, bukankah kesederhanaan juga bagian dari perintah agama?

Jika semua tips di atas sudah kita lakukan, maka bersabarlah karena hidayah itu datangnya dari Allah Subhanahu wa Taala dan ingat, Dia menilai proses, bukan hasil. Selamat berjuang ikhwah fillah.

Friday, November 12, 2010

Kisah Luqman al-Hakim dan Anaknya


Pada suatu hari, Luqman al-Hakim dan anaknya pergi ke pasar di mana Luqman ingin memperlihatkan kepada puteranya perbandingan antara pandangan manusia dan pandangan Tuhan. Luqman dan anaknya membawa seekor keldai. Luqman naik ke atas keldai memandunya, sedangkan puteranya berjalan kaki mengiringi keldai tersebut. Waktu manusia melihat keadaan tersebut, maka mereka berkata,

"Inilah orang tua yang tidak kasihan kepada anaknya. Dia bersenangan di atas keldai, sedangkan anaknya berjalan kaki."

Maka Luqman menaikkan anaknya duduk di atas keldai bersama-sama dengannya. Luqman di depan anaknya di belakang. Tidak lama kemudian dilihat oleh manusia yang lain, mereka berkata,

"Wah! Dua orang di atas keldai. Kenapa tidak dinaiki tiga orang sekaligus? (Supaya keldai cepat mati)."

Luqman pun turun dari keldai dan anaknya sajalah yang berada di atas keldai itu. Tidak lama kemudian manusia yang lain berkata pula,

"Wah! Orang tua berjalan kaki dan puteranya memandu keldai."

Mendengar itu anaknya turun dari keldai berjalan kaki beserta orang tuanya. Dilihat lagi oleh manusia, mereka yang melihatnya berkata,

"Keldainya kosong tidak dikenderai, dan aneh! Kedua orang ini hanya berjalan kaki saja mengiringi keldai!"

Dari kejadian ini Luqman secara langsung mengajar anaknya dengan kejadian yang terjadi sebagai pengalaman, bahawa demikianlah apabila kita memandang terhadap makhluk dan terpengaruh kerana makhluk. Hal yang demikian tak ada hasilnya dan tak ada faedahnya. Maksudnya, Luqman mengajarkan kepada anaknya bahawa hubungan yang menenteramkan jiwa dan menyenangkan hati ialah hubungan kita dengan Tuhan. Hanya semata-mata pandangan Allah dan bukan pandangan manusia. Meskipun lahiriah kita sendirian, tetapi pada hakikatnya kita berserta Tuhan. Inilah makna dari perkataan alim besar Muhammad bin Aslam radhiAllahu `anhu:

"Apa peduliku antaraku dengan makhluk, adalah pada permulaan dalam sulbi orang tuaku, aku sendirian, kemudian aku berpindah ke dalam perut ibuku, aku sendirian, kemudian aku masuk ke dunia juga sendirian, kemudian rohku dicabut, juga sendirian, kemudian aku pun masuk dalam kuburku sendirian pula dan datanglah kepadaku Malaikat-malaikat Munkar dan Nakir menanyakan pertanyaan-pertanyaan kepadaku dalam keadaan aku sendirian pula. Kemudian amal baikku dan dosaku ditimbang dalam timbanganku, juga aku sendirian. Andainya jika aku dikirim ke syurga, aku sendirian, dan jika dikirim ke neraka aku pun sendirian pula. Maka apakah hubungan dengan manusia-manusia selianku?"

"Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan kamu, dan takutilah akan hari (akhirat) yang padanya seseorang ibu atau bapa tidak dapat melepaskan anaknya dari azab dosanya, dan seorang anak pula tidak dapat melepaskan ibu atau bapanya dari azab dosa masing-masing sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar, maka janganlah kamu diperdayakan oleh kehidupan dunia, dan jangan pula kamu diperdayakan oleh bisikan dan ajakan Syaitan yang menyebabkan kamu berani melanggar perintah Allah." (Luqman: 33)

Sekarang sudah jelas, bahawa lakukanlah apa yang kau putuskan dan semua itu mempunyai risiko, jangan terlalu takut dengan kritikan orang, sebab apapun yang anda putuskan tetap saja orang lain akan mengkritik bahkan anda diam pun akan dikritik, lakukanlah yang terbaik dengan risiko yang paling kecil. Cukuplah dengan pandangan Allah s.w.t atas kita. Pandangan Tuhanlah yang berfaedah . Penglihatan manusia atas kita, seperti menghormati kita, memuliakan kita, membesarkan kita dan lain-lain lagi. Cukupkan saja dengan pandangan hati, keyakinan hati bahawasanya Allah s.w.t melihat kita, memelihara kita dan menjaga kita.

Apa gunanya mengharapkan amal bakti dan taat dengan balasan wang ringgit atau keselesaan hidup di dunia ini sedangkan diri berada dalam kemurkaan Allah. Dan tidaklah bererti ketinggian ilmu yang dimiliki di samping kedudukan yang mulia di sisi makhluk sekiranya diri berada dalam pandangan kemurkaan dari Allah.

Pendek kata buatlah apa sahaja kebaikan dan ketaatan dan milikilah apa sahaja kesenangan dan keselesaan hidup, tetapi jika ianya tidak mendapat keredhaan dari Allah Taala atau mencari kemuliaan supaya dihormati orang, maka tidaklah berbaloi segala usaha dan pemilikan yang diterima.

Dengan demikian fahamilah wahai diri

Biarlah amal sedikit, atau ilmu yang sedikit asalkan Allah sentiasa meredhai hal diri kita,

Biarlah tidak masyhur, hina dan keji pada pandangan manusia asalkan Allah meredhai kita;

Biarlah hidup sederhana atau melarat dan terpenjara di dunia ini, asalkan hal diri kita sentiasa dalam keredhaan Allah.

Cukuplah.....dan memadailah dengan keredhaan Allah itu kerana tidak ada apa lagi yang lebih baik selain daripada mendapat keredhaan Allah

Dari Ibnu Abbas radhiAllahu `anhu, katanya: Pada suatu hari aku berada dibelakang Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam (boncengan), lalu baginda bersabda: "Wahai anak, peliharalah Allah nescaya (Dia) akan memelihara kamu, peliharalah Allah nescaya (Dia) akan berada dihadapan kamu, dan jika engkau memohon maka memohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah, dan ketahuilah bahawa sekiranya umat berkumpul (bersepakat) untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, nescaya mereka tidak akan mampu berbuat demikian melainkan dengan sesuatu yang telah ditetapkan (ditakdirkan) oleh Allah, dan sekiranya umat berkumpul (bersepakat) untuk mendatangkan bencana ke atas kamu, nescaya mereka tidak akan mampu berbuat demikian melainkan dengan sesuatu yang telah ditetapkan (ditakdirkan) oleh Allah. Dan telah diangkat segala pena dan telah kering segala buku." (Hadis Hasan Sahih Riwayat Iman Tarmidzi)

Kandungan nasihat ini mengandungi dua pengajaran:

Mengingatkan umat manusia bahawa mereka adalah makhluk yang lemah, kuasa mereka sangat terbatas, mereka tidak akan dapat mencapai apa yang mereka hajatkan tanpa bantuan pihak yang lain.
Mengingatkan umat manusia betapa kuasa Allah yang tiada tara dan batasannya. Segala penghuni langit dan bumi tunduk kepada ketentuan-Nya. Jadi atas dasar inilah maka manusia mestilah memohon sesuatu hanya kepada Allah. Kecuali dalam hal-hal biasa yang termampu dikerjakan oleh manusia, seperti mengangkat suatu barang, meminjam sesuatu dan lain-lain. Namun demikian kita juga mesti memohon kepada Allah agar dipermudah jalan untuk mendapatkannya. Selain itu juga wajib diketahui bahawa memohon pertolongan kepada Allah atau berdoa kepada-Nya mestilah secara langsung secara terus menerus kepada-Nya.

Tidak ada orang yang dapat memberi manfaat dan mudarat tanpa izin Allah:

Rasul sollallahu `alaihi wasallam menerangkan kepada Ibnu Abbas radhiAllahu `anhu bahawa sekiranya sekalian umat atau makhluk berkumpulan dan bersatu untuk memberi manfaat kepadanya ataupun sebaliknya mereka bersatu dan berkumpul untuk mendatangkan mudarat kepadanya, namun semua itu tidak mungkin akan terjadi kecuali apa yang telah dituliskan untuknya di Luh Mahfudz sejak azali.

Oleh sebab itu kita tidak seharusnya terlalu gembira atau berduka terhadap sesuatu yang dilakukan oleh orang lain terhadap diri kita. Kerana kita yakin bahawa segala-galanya adalah di dalam ketentuan Allah. Kalau di dalam ketentuannya tidak ada keputusan untuk memberikan sesuatu kepadanya, nescaya dia pasti tidak akan dapat memperolehinya walaupun seluruh makhluk bersatu berusaha untuk menolongnya. Demikian sebaliknya kalau ditentukan bahawa ia akan mendapatkannya, walaupun seribu halangan, pasti ia akan memperolehinya juga.

Allah berfirman: Dan jika Allah kenakan bahaya kepada engkau maka tidak ada yang dapat melepaskannya melainkan Dia. Dan jika dia mahukan kebaikan kepada engkau maka tidak ada yang dapat menolak kurnianya itu. (Yunus: 107)

Tuesday, November 9, 2010

Iman dan Jatidiri Manusia


Iman secara bahasa adalah kebalikan dari Kufur; iaitu pengakuan yang terpatri dalam hati sementara kufur adalah ketiadaan pengakuan.

Adapun iman secara syara’ adalah Membenarkan dalam hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan .

Dari definisi dapat kita fahami bahawa iman adalah tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan dalam berbagai perbuatan. kerana itu Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan yang sama dalam satu keyakinan, maka orang-orang beriman adalah mereka yang didalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama. Sebagaimana orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. Atau juga orang yang pandangan hidup yang jelas dan sikap hidup yang teguh tanpa terumbang-ambing oleh silaunya kehidupan dunia.

Pembagian Iman

Iman itu ada dua macam

1. Iman yang Hak; iaitu iman yang ditujukan kepada Allah, Rasul, kitab-kitab, malaikat, yaumil Akhir dan taqdir, sentiasa mengarahkan hidupnya kerana Allah dan sesuai dengan kayakinannya.

2. Iman yang Batil; iaitu iman yang ditujukan kepada selain Allah, tidak sesuai dengan syariat Allah, beriman kepada dukun, sihir, ahli nujum (peramal) dan sebagainya, sebagaimana mereka juga yang sentiasa berpegang teguh pada keyakinan yang salah dan tidak mahu menerima kebenaran yang diterima.

Iman adalah cara Allah memelihara jati diri manusia.

Jika difahami dengan seksama ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis nabi saw, maka akan kita temui peri pentingnya iman pada diri setiap insan dalam menjalani hidupnya di muka bumi ini. Dengan iman maka hidup seseorang akan memiliki nilai, makna dan jati diri yang mulia di sisi Allah, dan sebaliknya tanpa iman hidup manusia akan hampa, tidak memiliki nilai dan jati diri di sisi Allah dan bahkan tiada beza dengan makhluk lain seperti binatang, bahkan lebih rendah dari binatang.

Mari kita lihat beberapa ayat Allah tentang hakikat iman yang dapat memberikan setiap insan menggapai kemuliaan dan jati diri yang terbaik di sisi Allah.

1. Manusia selalu dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman yang tidak akan mengalaminya. Allah berfirman:

وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (Al-Asr:1-3)

2. Manusia adalah makhluk sempurna, namun kesempurnaannya akan dapat jatuh dan hina jika tidak dipertahankan dengan keimanan. Allah berfirman:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ . ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ . إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. (At-Tiin:4-6)

3. Manusia yang beriman sentiasa mendapat kehidupan yang baik dan sejahtera serta ganjaran berlimpah disisi Allah. Allah berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki mahupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (An-Nahl:97)

4. Manusia yang beriman, umurnya sentiasa dilimpahi keberkahan dan mendapat rahmat sepanjang hidupnya. Nabi saw bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُه

“Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik perbuatannya”. (TIrmidzi)

Dan Allah SWT juga berfirman:

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahawa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan”. (Ali Imran:178)

Sementara itu, manusia tanpa akan mengalami kerugian besar, baik di dunia mahupun diakhirat, bahkan Allah SWT mentamsilkan orang-orang kafir dengan berbagai tamsil yang sangat buruk.

1. Manusia tanpa iman, ibarat binatang hina bahkan lebih hina dari itu. Allah berfirman:

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا. أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?, Atau Apakah kamu mengira bahawa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)”. (Al-Furqan:43-44)

2. Manusia tanpa iman, segala perbuatannya bak fatamorgana yang akan hampa dan tanpa nilai yang berharga disisi Allah. Allah berfirman:

وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا الْمَلَائِكَةُ أَوْ نَرَى رَبَّنَا لَقَدِ اسْتَكْبَرُوا فِي أَنْفُسِهِمْ وَعَتَوْا عُتُوًّا كَبِيرًا . يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلَائِكَةَ لَا بُشْرَى يَوْمَئِذٍ لِلْمُجْرِمِينَ وَيَقُولُونَ حِجْرًا مَحْجُورًا . وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

“Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami: “Mengapakah tidak diturunkan kepada kita Malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?” Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas(dalam melakukan) kezaliman”. Pada hari mereka melihat malaikat dihari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa mereka berkata: “Hijraan mahjuuraa. Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan”. (Al-Furqan:21-23)

Dan Allah juga berfirman:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya”. (An-Nuur:39)

3. Manusia tanpa iman, kehidupannya bak laba-laba yang membuat sarang (jaring) sebagai tempat tinggal yang mudah dihancurkan. Allah berfirman:

مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui”. (Al-Ankabut:41)

4. Manusia tanpa iman, kehidupannya bak anjing yang senatiasa menjulurkan lidahnya. Allah berfirman:

وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”. (Al-A’raf:176)

Thursday, November 4, 2010

HADIS

عن معاذ بن جبل t قال: قلت : (( یا رسول الله! أخبرني بعمل یدخلني الجنة ویباعدني عن

النار. قال: لقد سألت عن عظيم، وأنه ليسير على من یسره الله تعالى عليه: تعبد الله لا

تشرك به شيئا، وتقيم الصلاة، وتؤتي الزآاة، وتصوم رمضان، وتحج البيت. ثم قال: ألا

أدلك على أبواب الخير؟ الصوم جنة، والصدقة تطفئ الخطيئة آما یطفئ الماء النار،

وصلاة الرجل في جوف الليل، ثم تلا { تتجافى جنوبهم عن المضاجع } حتى بلغ {

یعملون } ثم قال : ألا أخبرك برأس الأمر وعموده وذروة سنامه؟ قلت بلى یا رسول الله.

قال: رأس الأمر الإسلام، وعموده الصلاة، وذروة سنامه الجهاد. ثم قال: ألا أخبرك بملاك

ذلك آله؟ بلى یا رسول الله فأخذ بلسانه وقال: آف عليك هذا. قلت: یا نبي الله، وإن ا

لمؤاخذون بما نتكلم به؟ فقال: ثكلتك أمك! وهل یكب الناس في النار على وجوههم، أو قال

على مناخرهم إلا حصائد ألسنتهم؟ )) رواه الترمذي وقال: حدیث حسن صحيح.

Hadis riwayat al-lmam al-Tirmizi. Beliau berkata ia adalah hadis sahih.
Daripada Mu'az ibn Jabal r.a. beliau berkata:
Aku berkata: Ya Rasulullah! Terangkan padaku suatu amalan yang boleh memasukkan aku ke dalam
syurga dan menjauhkan aku daripada api neraka. Baginda bersabda: Sesungguhnya engkau telah
bertanya suatu perkara besar, namun sesungguhnya ia adalah ringan bagi orang yang dipermudahkan
Allah; iaitu engkau menyembah Allah, jangan mensyirikkanNya dengan sesuatu, engkau mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, berpuasa bulan Ramadhan dan mengerjakan haji ke Baitullah.
Kemudian Baginda bersabda: Apakah engkau mahu aku tunjukkan beberapa pintu kebajikan? Puasa itu
adalah perisai, sedekah dapat madamkan dosa seumpama air memadamkan api dan sembahyang
seorang lelaki di tengah malam. Kemudian Baginda membaca ayat al-Qur'an yang bererti: (Tulangtulang
rusuk mereka telah renggang dari tempat tidur mereka. Mereka menyeru Tuhan mereka dengan
perasaan takut dan penuh harapan dan mereka membelanjkan sebahagian rezeki yang Kami kurniakan
kepada mereka. Seseorang tidak mengetahui apakah yang disembunyikan bagi mereka yang terdiri
daripada perkara yang menyejukkan mata sebagai balasan terhadap amalan yang mereka telah
lakukan). Kemudian Baginda bersabda: Apakah engkau mahu aku khabarkan kepadamu tunggak segala
amal, tiang-tiangnya dan puncaknya? Aku berkata: Mahu ya Rasulullah! Baginda bersabda: Tunggak
amalan ialah lslam, tiang-tiangnya ialah sembahyang dan puncaknya ialah jihad. Kemudian Baginda
bersabda: Apakah engkau mahu aku khabarkan kepadamu kunci segala perkara tersebut? Aku berkata:
Mahu ya Rasulullah! Lalu Baginda memegang lidahnya seraya bersabda: Peliharalah benda ini! Aku
berkata: Ya Nabi Allah! Adakah kita akan diseksa lantaran apa yang dibicarakannya? Baginda
bersabda: lbumu akan kehilanganmu wahai Mu'az! Tiadalah manusia itu dihumbankan mukanya - atau
Baginda bersabda - dihumbankan batang hidungnya ke dalam api neraka kecuali kerana hasil tanaman
lidah-lidah mereka.


Pengajaran hadis:

(1) Berdasarkan hadis ini, amalan yang boleh memasukkan seseorang hamba ke dalam syurga ialah
menunaikan rukun-rukun lslam, iaitu benar-benar beriman kepada Allah tanpa syirik dan beriman
kepada Rasulullah SAW, sembahyang, zakat, puasa Ramadhan dan ibadat haji.
(2) Pintu-pintu kebajikan pula sangat banyak, antaranya yang disebut dalam hadis ini ialah berpuasa
kerana ia adalah perisai yang melawan hawa nafsu bagi seorang mukmin. Selain itu ialah sedekah yang
ikhlas kerana Allah kerana ia dapat memadamkan dosa seumpama air memadamkan api. Pintu
kebajikan seterusnya ialah sembahyang di waktu tengahmalam.
(3) lbadat pada waktu tengah malam sangat afdhal dan amat dituntut ke atas setiap individu muslim. la
dapat menguatkan keimanan, keyakinan dan ketaqwaan kepada Allah. la dapat memberikan sinar air
muka yang bercahaya bagi orang yang melakukannya. Allah SWT telah memuji orang yang suka
beribadat pada waktu tengah malam dalam banyak ayat termasuk ayat yang dipetik dalam hadis ini.
(4) Tunggak segala perkara ialah lslam, tiangnya ialah sembahyang dan kemuncaknya ialah jihad.
Seorang mukmin sejati mesti melaksanakan tuntutan-tuntutan ini dengan baik walau apapun cabaran
dan rintangan.
(5) Kunci segala perkara pula ialah menjaga lidah. Lidah adalah antara anggota badan yang paling
banyak terdedah melakukan maksiat. Barangsiapa yang dapat menjaga lidahnya daripada angkara jahat
dan maksiat, Baginda Rasulullah SAW menjamin bahawa dia akan dapat masuk syurga. Setiap patah
perkataan yang dituturkan oleh lidah akan dipersoalkan Allah SWT. Ramai manusia yang
dihumbankan ke neraka akibat celupar lidah.

Tuesday, November 2, 2010

Beriman dengan Allah dan hari akhirat

عَنْ أَبِي هُرَیْرَةَ رَضِىَ الله عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ: (( مَنْ آَانَ یُؤْمِ نُ

بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ آَانَ یُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ،

وَمَنْ آَانَ یُؤْمِنُ بِاللهِ واليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ )) رواه البخاري ومسلم.


Daripada Abu Hurairah r.a., bahawa Rasulullah SAW telah bersabda:
Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat, maka hendaklah dia berkata baik atau dia
diam. Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat, maka hendaklah dia memuliakan jiran
tetangganya. Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat, maka hendaklah dia
memuliakan tetamunya.
Hadis riwayat al-lmam al-Bukhari dan Muslim.

Kefahaman Hadis :
1) Pergaulan yang baik - menyebarkan kasih sayang antara manusia - mengeratkan lagi ikatan
mahabbah sesama ummat.
2) Menjaga Lidah - berfikir dahulu sebelum mengeluarkan kata-kata, sekiranya perkara itu harus -
diam lebih baik.
- perkara kebaikan - bercakap adalah lebih baik.
3) Memuliakan Jiran :
i) wasiat mengenai jiran - ayat Quran - hadis (wasiat jibril pada nabi sehingga nabi menyangka
jiran boleh mewarisi)
ii) Larangan menyakiti jiran - hadis- hadis berkaitan.
iii) Ihsan pada jiran - hadiah, salam, senyum ketika berjumpa, tolong ketika susah dll.
iv) Martabat jiran :
i) Jiran Muslim (mempunyai pertalian keluarga)
- hak jiran, hak Islam dan hak kerabat.
ii) Jiran Muslim - hak jiran dan Islam.
iii) Jiran Bukan Muslim - hak jiran.
4) Memuliakan Tetamu :
- Hukumnya adalah wajib - tempoh tiga hari.
- Adab-adab melayani tetamu - rujuk hadis-hadis dan juga kisah nabi Ibrahim.
Pengajaran hadis:
Hadis ini menerangkan beberapa tuntutan lman, antaranya ialah berkata hanya perkara benar dan
berfaedah, kurang bercakap, menghormati jiran tetangga dan memuliakan tetamu.
Seorang yang benar-benar beriman akan menjaga lidahnya daripada berbicara perkara haram kerana dia
akan dipersoalkan di hari qiamat nanti. Dia lebih senang diam daripada berkata buruk seperti
mengumpat, mengeji, mencaci, memaki hamun dan mencarut.
Seorang yang benar-benar beriman akan menghormati jiran tetangga dan tetamunya, menyempurnakan
hak mereka dan tidak menyakiti mereka.
Jiran tetangga adalah suatu golongan yang mendapat perhatian besar dalam lslam. Hormat
menghormati, tolong menolong dan hidup berjiran yang muafakat adalah asas keamanan, kemajuan dan
keharmonian sesebuah masyarakat.
Related Posts with Thumbnails